Setelah menggelar audensi dengan Badan Ekonomi Keratif (Bekraf) sang bupati anyar langsung menggelar hal serupa dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Minggu (4/2).
Menurut Parosil, langkah yang dia ambil adalah salah satu upaya jemput bola ihwal program Kementerian agar difollow-up di Lambar. Pada acara pertemuan tersebut Kemendes PDTT diwakili Tenaga Ahli Direktorat Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Indra Sakti G Lubis.
"Dimulai dari sumber daya petani, sarana prasarana, bahkan pengembangan sekolah kopi. Sehingga kopi Lambar bisa bersaing secara kuantitas dan kualitas itu tujuan pemkab. Dan harus dimulai dengan mengelar audiensi untuk mensinergikan program," ujar Parosil.
Dukungan Kemendes PDTT cukup vital dalam meujudkan slogan 'Bicara Kopi Ingat Lambar' dan jargon 'Parosil Mabsus sebagai Bupati Kopi'.
"Dan masuk Lambar wajib minum kopi lokal, bukan kopi sachet termasuk masyarakatnya." (red)