Duh... Di Tingkat Petani Harga Saledri Fluktuatif - matapenanews.com | Mata Pena News

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 22 Maret 2018

Duh... Di Tingkat Petani Harga Saledri Fluktuatif

Foto: ilustrasi
MataPenaNews.com--Harga komuditas seledri di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Lampung flutuatif.
Daun sop itu di harga Rp2 ribu/Kg di tingkat petani. Tak hanya itu, para pembeli atau agen daun penyedap ini juga hanya membeli paling banter dua ikat. Sementara perikat hanya kisaran 25Kg - 40Kg.

Dampaknya, petani mengeluhkan penurunan harga yang cukup derastis tersebut. Salah satunya, Mat Tua, petani daun sop di Pekon Kunyaian, Kecamatan Sukau, yang mengakui dirinyai merugi dengan hasil tanam kali ini.

Pasalnya, harga jual tidak sebanding dengan proses penanaman yang telah dilakukannya.

"Waktu saya mulai menanam bibit tiga bulan lalu harga daun sop masih 10 ribu perkilo, itu pada bulan desember 2017 lalu. Giliran panen seperti sekarang harganya tak berimbang palibg mahal Rp2 ribu/ Kg," katanya.

Dengan harga saat ini, lanjut Mat Tua, dirinya dan petani sayur daun sop lainnya bingung harus berbuat apa. Pihanya hanya berharap akan ada kenaikan harga agar tidak merugi.

"Bingung saya mau bagaimana, di panen juga rugi di ongkos. Mulai dari upah panen, upah ikat dan ongkos ojeknya. Kalau harga tidak stabil terus, rencananya seledri milik saya akan saya pangkas sampai batang bagian bawah. Nanti kita harap tumbuh tunas yang baru untuk di panen tiga bulan kedepan, itupun harus kembali di rawat seperti sebelumnya dengan memberikan obat-obatan agar daun seledrinya tumbuh subur," papar Mat Tua.

Masih kata Mat Tua, dirinya pernah menawarkan seledri miliknya kepada beberapa gudang sayur (bos sayur), namun hanya dibeli Rp2 ribu/Kg.

"Kalau di tawar lebih dari Rp2 ribu masih mending, walaupun tidak balik modal tapi setidaknya hasil penjualan bisa membantu untuk membeli obat-obatan, upah buruh dan ongkos ojek," katanya.

Menurut Mat Tua, lahan seledri miliknya seluas seperempat hektare (dua rantai) dengan hasil panen hampir ebam ton lebih.
"Modal saya hingga masa panen sekarang sudah habis hampir 10 juta, jadi dengan hasil panen enam ton kalau dijual dengan harga seribu modal saya hanya kembali enam juta saja. Kalau waktu sudah pasti rugi, karena sejak di tanam hingga panen memakan waktu tiga tiga bulan lebih. Jadi kalau ada yang mau beli dengan harga Rp2 ribu saya sudah sangat bersukur, artinya walau tidak untung modal saya bisa kembali," ujarnya. (mpn)

Editor: M Andika

Post Bottom Ad