MATAPENANEWS.com--Bandan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Kelas III Kotabumi Lampung Utara di Lampung Barat (Lambar) belum dapat memastikan penyebab meningkatnya kadar asam (mentileh) yang mengakibatkan ikan mati di Danau Ranau, Kecamatan Lumbokseminung yang terjadi sejak empat hari terakhir, BMKG mengaku memerlukan analisa lebih lanjut.
"Sebab, aktivitas di bawah Gunung Seminung selalu terjadi. Dan jika ada kaitannya dengan aktivitas patahan di bawah gunung aktif ini fenomena akan terjadi secara terus menerus dan kontinyu," ujar Kepala Kelompik teknisi, Stasiun Geofisika Kelas III Kotabumi, Markus Samsito, Senin (5/2).
Diakui, setiap gunung aktif dipastikan mengeluarkan air panas yang mengadung zat asam. Nah, tingkat kadar asam itu bisa ditolerir mahluk hidup jika dibawah Ph7. "Artinya ikan dan tumbuhan bisa bertahan hidup. Dan jika tingkat kadar asamnya lebih dari itu tak bisa lagi ditolerir," kata dia lagi.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan jika fenomena di Danau Ranau akibat aktivitas di bawah gunung itu. "Dan aktivitas di bawah gunung itu selalu terjadi."
Sementara, lanjutnya, meningkatkan kadar asam di air danau tersebut bersifat insident. "Jadi airnya yang perlu diuji laboratatium. Karena kejadiannya tidak seiring dengan aktivitas gunung itu," selanya lagi. (red)