"Ini adalah pameran yang belum pernah dilakukak. Ini yang pertama kali. Berbagai jenis bonsai akan dipajang. Yang berkelas nasional, masih bahan bonsai dan bonsai setengah jadi. Ini pameran bonsai kali pertama di Lambar," ujar
Ketua Panitia dr. Widyatmoko Kurniawan, Jumat (2/3).
Wawan, demikian sapaan Widyatmoko, menyebut pameran pohon yang bernilai seni tinggi itu juga menjadi wadah bagi para penggemar bonsai di Lambar untuk saling memelajari proses, teknik-teknik pembuatan miniatur pohon raksasa itu hingga perawatan.
"Berawal bincang-bincang beberapa orang penggemar, hingga tercetuslah ide untuk diselenggarakannya pameran tersebut, dan ternyata penggemar pohon kerdil di Lambar ini cukup banyak, karena itu melalui pameran yang akan diselenggarakan maka tentunya diharapkan akan menjadi cikal bakal terbentuknya persatuan yang akan menjadi wadah lebih besar untuk terjalinnya silaturrrahmi antar penggemar bonsai," kata Direktur Rumah Sakit Alimudin Umar Liwa ini .
"Lokasi pameran disepakati di KRL bentuk suport terhadap pemerintah dalam mempromosikan Kebun Raya Liwa," selanya lagi.
Sementara itu salah seorang panitia yang tergabung dalam Paguyuban Penggemar Bonsai, juga merupakan kolektor bonsai Lambar, Sapa Wijaya, menyebut ratusan pohon miniatur itu bakal dipajang.
Setidaknya 100 penggila bonsai dari sejumlah kecamatan di Lambar sudah terkonfirmasi turut dalam ajang suguhan panitia yang bakal membuat pengunjung terdecak kagum itu.
"Pameran ini diharapkan menjadi salah satu magnet Kebun Raya Liwa," ungkapnya.
Salah seorang penggemar bonsai, Andi Wijaya, menyebut Lambar juga punya potensi jenis bibit bonsai. Khususnya di Kecamatan Lumbok Seminung, yakni jenis Kaliage, Sisiran dan Beringin.
”Ada beberapa jenis tanaman yang memang tumbuh liar di hutan wilayah Lambar. Terkadang kami juga ke daerah Pesisir Barat, di sana ada beberapa bonsai yang memiliki nilai lumayan, seperti jenis jeruk kingkit dan loa,” ujarnya. (rls/red)
Foto-foto: ist
