Ngejalang, Tradisi Masyarakat Pesibar Sonsong Ramdhan, Begini Penjelasannya - matapenanews.com | Mata Pena News

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Rabu, 16 Mei 2018

Ngejalang, Tradisi Masyarakat Pesibar Sonsong Ramdhan, Begini Penjelasannya

Ngejalang cara masyakat, Lintik, Krui, Pesibar sambut Ramadhan. Foto: Erson N/MataPenaNews.com

MataPenaNews.com, Pesibar--Menyambut bulan suci Ramadhan 2018 banyak tradisi-tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan akan tibanya bulan penuh berkah bagi masyarakat muslim.

Diantaranya seperti arak-arakan pawai obor, pengajian berjamaah, memberikan santunan kepada anak yatim piatu serta fakir miskin, dan masih banyak lagi cara masyarakat dengan cara yang berbeda dimasing-masing daerah.

Seperti halnya tradisi masyarakat Pekon Lintik Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Lampung terdapat sebuah tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakatnya sebagai bentuk rasa syukur akan datangnya bulan Ramadhan yaitu dengan cara Ngejalang.

Tradisi Ngejalang sampai saat ini masih terus bertahan dan ada ditiap beberapa hari sebelum berpuasa. Dimana masyarakat dimasing-masing Pekon (desa) berkumpul bersama di masjid, Dengan membawa pahar (nampan khas Pesibar), dari rumah mereka.

Pahar tersebut berisi berbagai macam makanan yang akan disantap bersama - sama usai melaksanakan do'a bersama. Didalam masjid masyarakat berkumpul usai melaksanakan sholat Ashar, sembari membawa makanan terbaik mereka dari rumah yang diletakkan didalam pahar.

"Masyarakat kumpul dimasjid untuk berdo'a bersama dalam rangka menyambut ramadhan. Usai doa bersama baru menyantap hidangan yang disediakan dalam pahar. Itu disebut Ngejalang." ujar salah seorang warga, Bustanul, Rabu (16/5).

Dengan berkumpul dan menyantap hidangan bersama, harapan yang tertumpuk yaitu tetap terjalinnya talisilaturahmi diantara masyarakat Pekon setempat, dan juga bersama menyambut datangnya bulan Suci Ramadan. (ers/mpn)

Editor: M Andika

Post Bottom Ad