(Video) Pembuatan Jalan Sementara Terus Dilakukan di KM20 Jalinpanbar Krui - matapenanews.com | Mata Pena News

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 28 Juli 2018

(Video) Pembuatan Jalan Sementara Terus Dilakukan di KM20 Jalinpanbar Krui



Copy Editor : Erson N/ MataPenaNews.com

PESISIR BARAT-Putusnya Jalan Lintas Pantai Barat (Jalinpanbar) KM20 tepatnya di Pekon Mandirisejati Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) beberapa waktu lalu, merupakan dampak dari tingginya curah hujan yang terjadi pada Oktober Tahun 2017.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Sabtu (28/7), mengatakan bahwa menyikapi insiden tersebut, Bupati Pesibar langsung memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan atas koordinasi dengan Polres Lampung Barat (Lambar) bertindak cepat dengan menyiagakan alat berat dilokasi guna antisipasi jalan darurat, dan mengatur lalu lintas ditempat kejadian. "Selain itu Pemkab Pesibar juga dengan cepat berkoordinasi dengan P2JN dan PPK Jalan Nasional dengan hasil bahwa akan dibangun secepatnya jembatan Bailey sambil menunggu pembangunan jembatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," ujar Tedi dalam rilisnya, yang diterima Sabtu (28/7) sore.

Jembatan Bailey itu sendiri telah rampung pengerjaannya pada 12 Oktober 2017 sehingga arus lalu lintas kembali lancar, dengan dikhususkan untuk kendaraan dengan tonase yang kecil. "Pada 23 November 2017 jembatan bailey ambruk disebabkan kendaraan besar over tonase melintas diatas jembatan darurat itu, meski Pemkab Pesibar telah memasang papan pemberitahuan agar kendaraan dengan tonase besar tidak melintasi jembatan dimaksud," lanjutnya.

Kembali jembatan bailey diperbaiki dengan harapan dapat beroperasi kembali. Namun tiang pancang yang kurang kuat menahan gerusan air pasang mengakibatkan jembatan bailey tersebut kembali tidak layak untuk dioperasikan karena dinilai beresiko bagi para pengguna yang akan melintasi.

"Pemkab Pesibar merespon cepat dengan kembali menyiagakan alat berat guna membantu dan mengkondisikan jalan darurat disamping jembatan bailey yang rubuh dengan cara melakukan pengerasan dan penahan arus air dengan tumpukan pasir laut agar air pasang tidak mudah menggenangi jalan darurat. Selain itu juga dipasang belahan pohon kelapa agar kendaraan yang melintas tidak mudah terperosok dan tersangkut," terus Tedi.

Lebih jauh dikatakan Tedi, Rabu (25/7) lalu, gelombang tinggi yang menerpa hampir sebagian wilayah barat dan selatan Indonesia, tak terkecuali Pesibar yang lagi-lagi menyebabkan hilangnya jalan darurat yang telah dibangun.

Pemkab Pesibar melalui OPD terkait kembali menurunkan alat berat untuk membantu membuka kembali jalan darurat agar arus kendaraan tidak terhambat total, sembari menunggu pembangunan jembatan permanen yang dianggarkan melalui APBN segera terwujud, dimana perkembangan terakhirnya masih menunggu revisi Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA). "Seyogyanya pengerjaan pembangunan jembatan tersebut sudah bisa terlaksana pada saat ini, akan tetapi dengan kejadian bencana alam beberapa waktu lalu dan analisis bersama antara pemenang tender dan PPK Jalan Nasional melihat kondisi alam dan situasi lapangan dinilai harus dilakukannya revisi anggaran dikarenakan ada penambahan item pekerjaan untuk menanggulangi jalan putus tersebut. Sesuai dengan keterangan dari PPK Jalan Nasional proses revisi DIPA dimaksud mudah-mudahan akan selesai dalam waktu lima hari kedepan," pungkasnya.

Pada dasarnya, Pemkab Pesibar terus mendesak agar pembangunan jembatan dari permanen dapat dilaksanakan secepatnya. Mengingat utusnya jalan nasional itu berefek terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Pesibar.

"Untuk saat ini Pemkab Pesibar kembali membendung, pengerasan dan membuat dua jalur sementara agar lalu lintas yang melalui jalur tersebut tetap dapat berjalan sambil menunggu pembangunan jembatan dilaksanakan," tutupnya.

(rls/ matapenanews.com)

Post Bottom Ad