Foto: ist |
Dihadapan para mahasiswa itu, Agus menyinggung berita-berita belakangan ini yang santer dibahas masyarakat.
"Yakni terkait pengambilan keputusan pembongkaran bangunan yang terkena dampak pembangunan komplek perkantoran bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)," ungkap Agus.
Agus menegaskan setiap kebijakan berkaitan dengan pembangunan, dipastikan mengandung risiko. Bahkan tidak menutup kemungkinan berisiko cukup besar. "Semua risiko saya hadapi tujuannya demi membangun dan memajukan Pesibar," kata Agus.
Agus pun memaparkan alasan dirinya lebih memilih lokasi pembangunan yang sekarang dengan lokasi yang jauh lebih dulu disiapkan.
Hal itu disebabkan lokasi komplek perkantoran yang ada di Atar Labuay Kecamatan Pesisir Tengah dinilai kurang tepat dan dinilai tak strategis.
"Biaya untuk penimbunannya saja lebih besar dibanding membuat kantor Bupati. Makanya komplek perkantoran Bupati dan DPRD dilaksanakan ditempat yang saat ini dikerjakan," tandasnya.
"Kritikan pasti kami terima. Akan tetapi masukan-masukan tersebut harus ditelaah terlebih dulu. Sebagai seorang mahasiswa harus santun dan memiliki tatakrama," harapnya.
Agus bahkan berulang kali menegaskan program pembangunan yang diprioritaskan Pemkab Pesibar, tidak lain demi kemajuan Bumi Para Sai Batin dan Ulama itu sendiri.
"Tidak bisa dipungkiri kalian (para mahasiswa, red) adalah anak kami. Kalau ada kekurangan dengan kebijakan kami tolong berikan masukan."
"Begitu juga dengan para mahasiswa Pesibar, jika ada kendala dalam menghadapi kuliah sampaikan kepada kami. Aspirasi silakan sampaikan di Pesibar. Jangan disampaikan di luar, risikonya akan membuat malu kami sendiri," tutup bupati. (ers/mpn)
Editor: M Yanto