INILAH SEJARAH SEKALA BRAK BERDASARKAN TAMBO BUAY BENYATA - matapenanews.com | Mata Pena News

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 30 Desember 2018

INILAH SEJARAH SEKALA BRAK BERDASARKAN TAMBO BUAY BENYATA



Buay Benyata, Tarikh Sekala Brak, Berdasarkan Tambo Buay Benyata
SEJARAH SEKALA BRAK

Awal mula: lebih kurang abad ke 6 hijriah, setelah wafat Nabi Muhammad SAW. Dan masa pemerintahan dipegang oleh khalifah  Ustman bin Affan, beliau mempunyai putra seorang laki-laki yang bernama LALAULA maka di suatu waktu terbitlah pikiran untuk menyebarkan agama Islam dan memeperpanjang zuriatnya, maka "LALAULA" beserta enam orang putranya dan beberapa pengikutnya untuk berlayar dengan sebuah bahtera Gangsa yang tak tentu arah tujuannya, beberapa hari berlayar singgahlah mereka di suatu tempat yakni di BANDAR RUHUM, BANDAR CINA dan PAGARUYUNG.

Dari semua tempat yang disingahi mendapatkan tanda mata yang berupa pusaka yang berjenis, Pemberian Penguasa itu.

Setelah beberapa hari bahtera mengarungi lautan menuju ke arah selatan sampailah di suatu pantai dan menemukan suatu benda yang berupa cukuh (yakni batu yang timbul dari permukaan laut) terletak di krui. "LALAULA" naik ke atas cukuh (batu) tersebut dan meninjau keadaan daratan.

Lalu "LALAULA" mendaki bukit yang dinamai bukit pesagi, dari bukit pesagi beliau turun dan mendapati daerah yang ditumbuti banyak Sekala yg sangat lebar dan Luas, maka sejak saat itu dinamakan Sekala Brak.

Setelah Sekala Brak berhasil di kuasai "LALAULA" dan Suku Tumi berhadik kalahkan, maka selesailah tugas dari "LALAULA".

Ssetelah itu bersama putra silungnya SI LARUK akan berangkat kembali menuju ke arah matahari mati, dan kelima anak nya ang lain akan menetap/Tinggal ialah:

1. NYATA
2. PERNONG
3. SETAMBAKURA
4. SIPTAR
5.SIKUMABAR

Kelima anak ini hidup rukun dan damai dan membangun rumah untuk kediaman mereka di berinama MANDRAS GEDUNG SUANI.

Beberapa waktu kemudian ketiga orang diantaranya berangkat/pindah mencari tempat yang baru yakni ke sebelah matahari hidup yaitu : SETAMBAKURA,SIPTAR, DAN SIKUMABAR.

Dan yang tersisa/Tinggal di sekala brak yakni : NYATA DAN PERNONG.

Selang beberapa waktu datanglah seorang laki-laki dengan maksud akan mufakat dengan nyata dan pernong dialah seorang putra dari RAJA PAGARUYUNG keberangkatan nya dari negeri tersebut menyusuri jalan di JALAN DI WAY yang nantinya dikenal dengan BUAY BUJALAN DI WAY.

Selang beberapa waktu datanglah dua orang yaitu RATU BERDARAH PUTIH DAN KERMONG bermaksud akan mufakat dan mendiami bersama-sama di SEKALA BRAK karena belum ada yang mengatur tentang hukum-hukum/aturan maka diutus lah utusan ke PAGARUYUNG, RAJA PAGARUYUNG tidak keberatan dan mengirim seorang anaknya yang bernama LAMPUNG untuk membantu mengatur hukum-hukum/adat-adat yang belum ada.

Oleh LAMPUNG disusunlah aturan-aturan dan dimestikan terlebih dahulu begawi (semacam pesta) yang akan di potong ialah:

1. KEBAU PUTIH, HITAM TANDUK SEBELAH
2. KERBAU HITAM, PUTIH TANDUK SEBELAH

Itulah syarat untuk BEGAWI itu, waktu inilah mereka menyusun adat, aturan, dan pembagian wilayah, jadi caranya LAMPUNG menyusun, dan SINYATA membagi 4(empat) orang saksi yaitu:

1. PERNONG
2. DJALAN DI WAY
3. RATU BERDARAH PUTIH
4. KERMONG

hasil pembagian nya:

PERNONG DI HANIBUNG, JALAN DI WAY DI PUNCAK, RATU BERDARAH PUTIH DI SETAMPAK SIRING, KERMONG DI RANJI PASAI.

Setelah selesai urusan pembagian wilayah ke 4(empat) paksi tersebut maka tinggal NYATA DAN LAMPUNG yang akan berbagi wilayah NYATA mendapat wilayah dari WAY HANDAK sampai di PONDOK PUAR TEBING KERBAU dan pembagian LAMPUNG dari PONDOK PUAR KE MATAHARI HIDUP yakni sekarang dikebal dengan TERBANGGI

Demikian salinan asli nya TARICH SEKALA BRAK menurut TAMBO  BUAY BENYATA.

Yang sampai saat ini sudah mencapai generasi ke 20, dengan perkembangan keturunan dari Buay Benyata yg sudah menetap di Daerah Lain Seperti :

1. Padan Cahya dibawah Pimpinan Yopi Kurniawan, Gelar Suttan Turunan Siakh ni Buay Benyata ( Gedung Banjakh Masin, Pekon Padang Cahya)

Dengan Raja - Raja
a. Mat Indra, Gelar Raja Pemuka
b. Rusyadi, Gelar Raja Bangsawan
c. Mat Sehan, Gelar Raja Mulya
d. Mad Rudi, Gelar Raja Simbangan
e. Sup Rizal, Gelar Raja Mangku
f. Indra Irawan, Gelar Raja Mahkota
g. Mat Mu'in, Gelar Raja Kemala
h. Amizan, Gelar Raja Panji

2. Penengaan Laai Krui, dibawah Pimpinan Purna Irawan, Gekar Suttan Simbangan Buay Benyata.

Dengan Raja-Raja
a. Raja Kapitan, Buay Benyata
b. Raja Panglima, Buay Benyata
b. Raja Pemuka Buay Benyata,
c. Raja Paksi Marga Buay Benyata

3. Padang Cahya/ Laai Krui Lamban Gedung Kaeagungan, Muzakki SE. Gelar Dalom Turunan Jaya.

Padang Cahya/Laai Krui Lamban Bandakh
Pathurrohman, Gelar Raja Makku

----------------------------------------------------------

*Semua isi tulisan di atas dikutip dari Tarikh Sekala Berak, Berdasarkan Tambo Buay Benyata, Sejarah Sekala Brak. Dan dalam Upacara Adat Bediom dan Penyerahan Tahta Kebuaian, Buay Benyata Pekon Luas Kecamatan Batu Ketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dari Sultan Abdullah Makmur gelar Sultan Turunan Buay Benyata kepada putranya, Purna Birawan gelar Sultan Punyimbang Buay Benyata di  Madras Gedung Suani, Minggu (30/12/2018), tarikh ini dibacakan Ali Wardana, Gelar Raja Sah Alam 2, di depan undangan, yang saat itu dihadiri Bupati Parosil Mabsus dan sejumlah suttan dan raja Buay Benyata.

*Tulisan itu sesuai dengan catatan yang diserahkan kepada penulis. Tidak diubah termasuk gaya penulisan, demikian pula huruf kapitalnya. Ini untuk menjaga keaslian isi tarikh itu. Namun yang dicoret tidak ditukutip oleh penulis.

*Sebenarnya di Lamban Gedung Banjakh Masin, Padangcahya, Balikbukit Lambar, ada dua raja yang tak ditulis dan tak bibacakan saat upacara adat bediom di Luas. Yakni, Mat Subhan gelar Raja Batin dan Nurdin gelar Raja Singa.
Namun tak penulis tambahkan pada kutipan di atas karena tak tertera pada tarikh itu dan tak dibacakan saat upacaracara adat bediom, Minggu (30/12/2018.

(M Sentosa)

Post Bottom Ad